Selasa, 17 Maret 2009
Potensi Wisata, Dibalik Banjir Rutin MAJALAYA
Itu bukan ucapan selamat datang bagi wisatawan, tapi melainkan aksi protes warga untuk pemerintah karena dinilai lamban dalam penanganan banjir di daerah industri tekstil ini. Pada musim hujan, kawasan di bantaran Sungai Citarum ini memang langganan banjir. Air merendam sedikitnya 4 desa yaitu, Desa Majalaya, Majakerta, Majasetra dan Sukamaju.
Ratusan rumah terendam. Begitupun dengan fasilitas publik seperti pasar, rumah ibadah dan sekolah ikut tergenang. Sejumlah kerusakan infrastruktur membuat warga meradang.Aktifitas ekonomi dipastikan lumpuh, belum lagi sejumlah dampak yang ditimbulkan pasca banjir seperti, kesulitan air bersih, ancaman wabah penyakit, lumpur tebal yang menutupi jalan dan drainase menjadi potret buram saat banjir menghadang.
Korban Jiwa.
Banjir seolah menjadi teror bagi warga, karena kejadian ini dipastikan terulang setiap tahunnya. Hal inilah yang membuat Komite Penanggulangan Banjir Majalaya (KPBM) angkat bicara. Sejumlah program penanggulangan,pencegahan, sampai pendampingan terhadap kebijakan lokal, regional dan nasional dirancang untuk menghasilkan solusi-solusi alternatif untuk penanganan banjir Majalaya. Salah satu program yang ditawarkan lembaga inisiatif warga ini adalah pembuatan danau buatan.
Ketua Komite Penangulangan BanjirMajalaya, Satja Natasaputra menyatakan tahap awal penanggulangan banjir adalah dengan langkah pengendalian banjir.
Satja menjelaskan, area genangan yang dimaksud sebetulnya sudah ada. Menurutnya Di salah satu titik daerah aliran sungai tersebut, daerah selatan pusat Kecamatan Majalaya (± 2.000 M dari Alun-Alun Majalaya) terhampar pesawahan tanah carik desa dan tanah sawah penduduk dengan luas sekitar ± 56 Ha (Wiki Mapia).
Bahkanpadahamparanlebihkeselatan,lanjutnya, di seberang Sungai Citarum terdapat hamparan sawahdenganluas±98Ha(WikiMapia).Hamparan sawah tersebut merupakan datarannya rendah, sebagian atau seluruhnya ± 150 Ha dapat dijadikan “danau buatan” yang bisa berfungsi menjadi area genangan masal dan bisa menjadi solusi banjir dari Majalaya sampai Dayeuhkolot.
“Kalau saja hamparan sawah tersebut dijadikan danau buatan atau embung-embung air atau apa saja namanya, serta dirancang dengan kedalaman 6 meter maka air yang diparkir di sana akan mencapai 7.500.000 m2. Dengandemikian bisa langsung didapat manfaatnya,” ungkap Satja.
Kepala Divisi Community Development Perkumpulan Inisiatif yang juga anggota KPBM, Wulandari menegaskan faktor penyebab banjir rutin di Majalaya adalah belum memadainya infrastruktur drainase kota, penyempitan dan pendangkalan DAS Citarum, berkurangnyawilayah resapan dan genangan, sedimentasi, dan terjadinya alih fungsi lahan hutan konservasi menjadi lahan pertanian musiman (holtikultura) di daerah hutan yaitu di Gn. Rakutak, Gn. Wayang, Gn. Pasir Pogor, Gn. Mandala Haji. Kawasan hutan itu berada di Kecamatan Ibun, Pacet, Kertasari.
“Daya juang warga dalam mengatasi banjir saya rasa sudah optimal, namun ketidakseriusan itu malah datang dari para penguasa.” Katanya.
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Meraih Rupiah dari Daun Pisang
Meningkatnya permintaan daun pisang ternyata membuat petani kewalahan. Tumbuh suburnya wisata kuliner yang saat ini tengah digandrungi masyarakat berdampak terhadap bisnis daun pisang. Namun keterbatasan produksi daun pisang sendiri masih menjadi kendala karena petani belum tertarik untuk mendulang keuntungan dari lembaran daun yang menjadi ciri khas pembungkus makanan tradisional yang tengah diburu masyarakat.Wakil Ketua Koperasi Sabilulungan, Ir. Prayitno mengatakan saat ini pihaknya baru bisa memasok 10 % dari permintaan daun pisang untuk kebutuhan Kota Bandung. Jumlah pasokan daun pisang yang setiap harinya didatangkan dari Kab. Bandung ini diakuinya mencapai 1 mobil pick up penuh. “Kami memasok daun-daun ini ke 60 rumah makan yang ada di Kota Bandung. Terus terang kami kewalahan untuk menyanggupi permintaan,” ujar lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) yang saat ini serius mengelola usaha berbasis kerakyatan ini.Setiap hari, Koperasi yang berkedudukan di Kec. Bojong Picung Kab. Bandung ini menampung daun pisang dari 100 petani yang rutin menjual hasil panennya. Rata-rata setiap petani menjual sekitar 30 sampai 100 lembar daun dengan harga Rp. 250 untuk setiap lembarnya.Daun pisang merupakan daun yang diambil dari pokok pisang. Daun pisang amat penting dalam kebudayaan Melayu sehingga banyak digunakan secara meluas sebagai bahan pembungkus pada masa dahulu.
Pada masa kini, daun pisang masih digunakan secara meluas bagi pembungkus makanan. Karakter khas yang mengeluarkan wangi pada saat menerima panas dari makanan membuat pembungkus ini tetap digemari dan dinilai sehat karena tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Zat lilin yang melapisinya, membuat daun pisang dapat menampung hidangan berkuah kental. Daun pisang pun memberi aroma sedap pada masakan jika kita menuangkan makanan panas di atasnya. Disebabkan oleh itu, ia digunakan secara meluas sebagai pembungkus kue tradisional seperti kue nagasari, lemper, leupeut, dan memasak makanan seperti pepes ikan dan ikan bakar. Lebih lanjut Prayitno mengatakan, kebutuhan pasar terhadap komoditas ini sangat besar namun kebutuhan pasar belum semuanya terpenuhi. Karena itu program ekstensifikasi dan intensifikasi akan dikembangkan pihaknya secara berdampingan. Saat ini daun pisang mangala dapat kita temukan di daerah Soreang, Cililin, Gununghalu, Sikemang dan Cianjur Selatan.
“Kami sendiri masih merasa kesulitan untuk mencari petani daun pisang, padahal bertani daun pisang menjanjikan,” ujar Direktur CV Pangan Sejahtera saat ditemui di rumahnya di bilangan Cikadut, Bandung.
Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui budidaya daun pisang mangala tersebut, PAN-SIS Centre beserta relawan 99-ers dan DPC PAN Paseh mengadakan pelatihan di Desa Loa, Paseh, Kab. Bandung. Kegiatan serupa akan terus diadakan pada bulan Februari-Maret untuk mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha baru di bidang agrobisnis. (dum)
Pilih yang Ahli dan Peduli
Demokrasi adalah istilah yang sangat populer. Dalam wacana politik Indonesia kontemporer, popularitas demokrasi bahkan tidak tersaingi (Gaffar, 2007). Demokrasi didambakan semua orang, terutama yang memiliki kesadaran politik, untuk bisa terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa demokrasi akan lebih banyak membawa maslahat. Padahal, menurut Huntington (1996), di samping bisa menjadi jawaban atas persoalan otoriterianisme, demokrasi pun dapat menumbuhkan inefisiensi (pemborosan) dan ketidakpastian.
Untuk itulah, pemilu langsung sebagai turunan dari sistem demokrasi Indonesia acap digugat berbagai pihak, khususnya yang rajin mencermati proses politik dan perhelatan demokrasi di Indonesia. Gambaran pemilu yang ideal (bebas, jujur, adil, dan kompetitif) yang melahirkan wakil-wakil rakyat serta pemimpin yang amanah dihadapkan kenyataan perilaku caleg¬caleg serta kandidat yang tidak mencerminkan itikad untuk membangun kesadaran, kejujuran, keadilan, dan akuntabilitas.
Namun, pemilu 2009 tetap menjadi mekanisme terbaik saat ini yang harus dilanjutkan dan dijalani. Masyarakat tetap harus terus belajar memilih calon pemimpin terbaik.
Terbitnya amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penetapan anggota legislatif melalui suara terbanyak, mengisyaratkan tegas bahwa pemilu kali ini masyarakat tidak memilih partai, tapi fokus kepada figur atau sosok-sosok calon wakilnya di lembaga legislatif.
Dalam terminologi arab, pemimpin direpresentasikan sedikitnya ke dalam 3 kalimah (kata). Masing-masing kata mewakili sifat atau karakteristik tertentu dari pemimpin. Pertama Ra’in (penggembala) yang bermakna pemimpin harus dapat memfasilitasi yang dipimpinnya untuk menemukan jalan dan tempat meraih tujuan, menjaga serta melindungi. Kedua Amiir (pengelola, administratur) yang berarti memiliki kapasitas, pengalaman serta kecakapan mengelola urusan-urusan, publik maupun privat. Dan yang
ketiga Waliy (wakil, teman) yang diterjemahkan merakyat, sensitif, responsif terhadap aspirasi yang dipimpinnya.
Melalui standar atau kriteria sederhana di atas, masyarakat dapat menyaring calon-calon pemimpin hingga mendapatkan pemimpin yang pantas. Kenali sang calon atau kandidat. Pelajari latar belakang, pengalaman, keahlian serta aktivitasnya yang menggambarkan kepedulian terhadap publik. Hindari pemikiran instan atau pragmatisme sempit seperti memilih nu asal kahartos, karaos, jeung gede artos. Mewujudkan demokrasi yang persis kita dambakan dapat dimulai dengan menempatkan wakil-wakil rakyat yang memiliki latar belakang keahlian dan kepedulian.
Dengan begitu, hasil yang kita peroleh akan sesuai dengan biaya mahal yang negara (baca: kita) keluarkan untuk menyelenggarakan sebuah pemilu. Dan kita dapat menyongsong gelaran pesta demokrasi dengan harapan pemilu 2009 membawa berkah, tidak musibah. Jika bukan kita yang memulai, siapa lagi?
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Senin, 16 Maret 2009
Siswanda: Banjir Majalaya Sebabkan Kerugian Milyaran Rupiah - Mari cari solusinya
Air bercampur lumpur solid yang merengsek hingga ke pemukiman penduduk dan area industri (pabrik) di seputaran Majalaya Kab. Bandung membuat perekonomian lumpuh. Ribuan rumah, belasan gedung, sekolah, puluhan perusahaan dan pabrik, serta puluhan hectare sawah terendam. “Paling tidak, 4 dari 11 desa di Majalaya menjadi langganan banjir; Desa Majalaya, Majasetra, Majakerta, dan Sukamaju. Kerugian
tiap kali banjir datang sekitar 1 milyar rupiah. Padahal banjir bisa berkali-kali datang di musim hujan,” Terang Yiyin Sodikin, Camat Majalaya.
Wakil Gubernur Dede Yusuf ketika meninjau lokasi banjir Majalaya mengungkapkan bahwa masalah banjir majalaya memang sudah akut, terutama berakitan dengan normalisasi DAS Citarum yang menjadi penyebab utama banjir. Namun, Wagub mengatakan bahwa persoalan ini akan diupayakan agar juga menjadi perhatian pusat, sebab kewenangan berkaitan dengan DAS Citarum banyak dimiliki oleh Pusat. “Selama ini kita baru melakukan penanggulangan banjir, tapi belum sampai pada pencegahan secara menyeluruh karena terbatas kewenangan,” ujar Wagub.
Sementara Direktur Senior B_Trust, Ir. Siswanda, ketika dimintai pendapat seusai mendampingi Dede Yusuf ke Majalaya kemarin (20/11) mengatakan bahwa, “Melihat dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini, Pemkab Bandung, Pemprov Jabar, representasi pusat, serta masyarakat Majalaya yang selama ini menjadi korban secara langsung maupun tidak langsung harus duduk bersama membahas solusi paling jitu.” Menurut Siswanda, selama ini stakeholders masih bergerak masing-masing dan belum terkoordinasi dengan baik. “Komunikasi antar pemangku kepentingan serta masyarakat sebagai korban banjir dalam hal ini masih belum mencerminkan adanya kesamaan persepsi tentang solusi banjir majalaya. Oleh karena itu, keran komunikasi harus dibuka terlebih dahulu untuk memperbaiki koordinasi,” tegas Siswanda, yang satu hari sebelumnya memfasilitasi pertemuan KPPBM dengan Wagub Dede Yusuf di gedung sate.
Dalam kesempatan kunjungan ini, Wagub menjanjikan akan memberikan 2 unit perahu penyelamat, penyedot lumpur, dan melakukan penyodetan di daerah lengkungan yang dilalui Sungai Citarum untuk mengurangi dampak banjir. (SMC)
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Profil Istriku tercinta - Ir Hetifah Sjaifudiah MPP PhD
Ir. Hetifah Sj. Siswanda, MPP, PhD adalah mantan aktivis kampus, diantaranya pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Planologi ITB (1985-1986) dan Sekretaris Umum Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Bandung. Sekarang Hetifah menjadi Ketua Alumni Planologi ITB dan sehari-hari bergelut mengadvokasikan reformasi tata pemerintahan dalam jabatannya sebagai Direktur Eksekutif Bandung Trust Advisory Group (B-Trust). Di bawah kepemimpinan Hetifah saat ini, B-Trust memberikan bantuan dan asistensi kepada berbagai pemerintah kota/kabupaten dan provinsi untuk pembenahan birokrasi, perencanaan dan penganggaran partisipatif, peningkatan iklim usaha, perbaikan kualitas pelayanan publik, dan berbagai inovasi pembaruan lainnya. Kegiatan ini terwujud antara lain melalui program dan advokasi kebijakan pembentukan One Stop Service (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan pelaksanaan Regulatory Impact Assessment (RIA).
Hetifah telah menulis beberapa buku antara lain buku yang berjudul “Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia” yang diterbitkan oleh Penerbit Obor dan akan dicetak ulang karena terbit pada masa yang tepat, yaitu ketika referensi mengenai hal ini sedang dibutuhkan oleh mahasiswa, pengajar, pejabat maupun pengamat. Area keahlian Hetifah yang utama adalah isu-isu penataan ruang dan sosial ekonomi perkotaan, partisipasi warga, dan kebijakan politik lokal. Saat ini Hetifah juga sering membantu berbagai lembaga internasional (antara lain CIDA, GTZ, TAF, USAID, Ford, AusAID, dll.) sebagai konsultan, peneliti dan fasilitator untuk mendorong reformasi tata pemerintahan di daerah. Karena pengalamannya, Hetifah kerap diundang sebagai pembicara atau trainer di forum-forum nasional dan international.
Pendidikan Hetifah adalah dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah di Institut Teknologi Bandung, melanjutkan studi untuk Master in Public Policy dari National University of Singapore, dan meraih gelar PhD dari School of Politics and International Relations, Flinders University Adelaide Australia atas dukungan beasiswa dari Ford Foundation. Disertasi yang ditulis Hetifah berjudul “New Voices of the Community? Citizen Forums in Reformasi Era Indonesia”, menelaah bagaimana cara warga dan kelompok-kelompok marjinal seperti pedagang kaki lima, pengemudi becak, penyandang cacat mempengaruhi kebijakan publik di daerah.
Hetifah telah menjalankan karirnya di LSM sejak tahun 1992, dengan mendirikan AKATIGA Pusat Analisis Sosial, lembaga penelitian independen yang memfokuskan kajiannya pada studi empirik tentang persoalan kemasyarakatan, masalah sosial ekonomi dan kemiskinan, khususnya tentang usaha kecil, perburuhan dan pertanahan. Ia juga pendiri Indonesian Partnership on Local Governance Initiative (IPGI)- saat ini berubah menjadi Perkumpulan Inisiatif, yang menjadi pionir gerakan reformasi di bidang perencanaan dan penganggaran partisipatif di Indonesia serta mendirikan dan pernah memimpin jaringan organisasi masyarakat sipil Sarasehan Warga Bandung (Sawarung). Hetifah juga banyak terlibat dalam proses advokasi dan legal drafting berbagai peraturan daerah maupun peraturan di tingkat pusat seperti Peraturan Menteri, Peraturan Pemerintah, maupun Undang-Undang antara lain revisi Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Gangguan (HO).
Keluarga:
Hetifah bersuamikan Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM dan telah dikaruniai empat Puteri: Amirah Kaca (Mahasiswa Teknik Industri ITB), Amanda Kistilensa (SMA I Bandung), Asanilta Fahda (SMP), dan Nahla Tetrimulya (SD).
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Klub Motor Memasyarakatkan Safety Riding
Klub Motor dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan budaya berkendara di jalan yang aman dan menyenangkan, bahkan dapat menjadi penyalur minat dan bakat anggota-anggotanya. Hal ini mengemuka dalam diskusi rutin ‘Forum Kita' yang diselenggarakan dan ditayangkan secara langsung oleh TVRI jabar-banten, ahad (16/11).
Berkaitan dengan hal tersebut, Pembina Klub Motorist BARBAR - Bandung Barat, Ir. Siswanda, MPM mengatakan bahwa masyarakat sebaiknya tetap proporsional dalam memandang fenomena social ini. “Saat ini banyak berdiri klub-klub motor di berbagai daerah, termasuk bandung dan bandung barat. Namun, hal ini jauh berbeda dengan apa yang umumnya masyarakat labeli dengan geng motor.” Menurut Siswanda yang juga seorang pengusaha, klub motor merupakan wadah yang positif untuk menumbuhkan kesadaran agar lebih banyak masyarakat mempraktekkan anjuran “safety riding”.
Menurutnya, berkendara akan jauh lebih aman dan nyaman jika semakin banyak pengendara yang sadar akan pentingnya budaya berkendara. “Hal ini (budaya berkendara) bisa diinisiasi dari klub-klub motor yang ada,” tegasnya sembari menyebut beberapa pengalaman menarik selama mengamati budaya berkendara di Australia.
Ayah empat putri ini juga menggarisbawahi perlunya ada kemitraan antara institusi-institusi resmi, seperti kepolisian, dan klub-klub motor untuk memasyarakatkan budaya di jalan yang aman dan nyaman. “Selama ini klub-klub motor belum banyak dirangkul oleh kepolisian untuk mensosialisasikan ketertiban dan keselamatan di jalan.” Padahal, menurutnya, klub motor sangat potensial sebagai agen kampanye program-program tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh ketua BARBAR, Tongki, “Kami selalu menegaskan kepada anggota-anggota kami untuk berkendara dengan aman. Dimulai dengan hal-hal yang kecil seperti mengenakan helm standard, memakai sepatu saat berkendara, serta pakaian yang aman.”
Menanggapi keluhan masyarakat terhadap perliku geng-geng motor, Tongki berujar, “justru dengan adanya klub motor ini, kami ingin agar energi-energi yang terdapat di geng-geng motor tersalurkan secara positif.” Tongki kemudian menyebutkan beberapa contoh prestasi yang dicapai anggota klub BARBAR dalam berbagai bidang olahraga dan seni seperti, balap motor, dayung, hingga band musik. “Ini tidak terlepas dari dukungan dan arahan pembina kami.” Katanya.(SMC)
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Enterpreneurship Membangkitkan Kemerdekaan Sesungguhnya
Gununghalu, PR (9/1).
Kemerdekaan adalah memiliki pilihan. Individu yang tidak merdeka adalah individu yang memiliki keterbatasan pilihan atau tidak memiliki pilihan sama sekali, baik dalam kehidupan ekonomi maupun politiknya. Demikian ungkapan yang dikemukakan oleh Direktur PT Tesaputra Adiguna, Ir. Siswanda, HS. MPM, sebagai narasumber dalam kesempatan pelatihan untuk peningkatan pendapatan petani di Kec. Gununghalu, Kab. Bandung Barat, Kamis (8/1) lalu. Menurut Siswanda, dengan adanya pelatihan tersebut, masyarakat diharapkan memiliki pilihan ketika menghadapi krisis ekonomi yang saat ini tengah mengintai Indonesia maupun negara lainnya. ”Wawasan dan keterampilan usaha yang diberikan dalam pelatihan ini diharapkan dapat membuat masyarakat yang mayoritas petani mampu memanfaatkan potensi lain untuk mengatasi krisis maupun mengembangkan sumber pendapatannya,” ujar Siswanda. Pelatihan ini sendiri diadakan secara berseri selama dua hari dengan menggunakan perangkat multimedia dan praktek langsung untuk membantu peserta menangkap materi pelatihan dengan mudah. Pada hari pertama (7/1), dilaksanakan pelatihan Usaha dan Pemasaran Gula Semut di Kec. Rongga. Sedang di Gununghalu diadakan pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Sementara Prayitno selaku fasilitator pelatihan dan trainer untuk usaha dan pemasaran jamur dan gula semut mengatakan, ” Usaha Jamur cocok dikembangkan di wilayah Gununghalu. Prospeknya pun cukup bagus. Begitu juga gula semut di Kec. Rongga karena di wilayah ini banyak tumbuh pohon aren,” ujarnya seraya menambahkan bahwa antusiasme masyarakat yang mengikuti pelatihan sudah menjadi modal yang baik. Wawan, salah seorang warga yang mengikuti pelatihan menyambut gembira adanya pelatihan yang diselenggarakan oleh PAN-SIS Centre dan didukung oleh relawan 99-ers tersebut. ”Pelatihan ini memberikan kami pilihan-pilihan alternatif untuk meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, mudah-mudahan juga kami memiliki kemerdekaan politik untuk menyambut pemilu 2009 yang akan datang,” katanya sekaligus mengungkapkan contoh bahwa masyarakat kini mudah dibujuk dengan segelintir materi atau uang. (SMC)
Salam hangat,
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM
Caleg DPR RI No. 9 dari Partai Amanat Nasional No.9 (PAN), Daerah Pemilihan II Jawa Barat (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat)
PILIH NU SURTI TUR PADULI
Sebuah gagasan dan cita cita harus didukung oleh kebijakan politik
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya
Profile Siswanda
Ir. Siswanda Harso Sumarto, MPM. adalah mantan aktivis kampus diantaranya pernah menjabat sebagai Presidium Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB (1980 – 1981) dan Ketua Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Bandung (KKMB) sekaligus Pengurus Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) wilayah Jawa Barat. Karir profesionalnya diawali sejak mahasiswa, ketika menjadi General Manager “Sanggar Buku Bandung”, book and stationery store terbesar di kota Bandung pada masa itu (1983-1985), serta merintis pengembangan energi alternatif geotermal yang dioperasikan dan dimiliki koperasi (Teknosa, 1988).
Siswanda melanjutkan profesinya di bidang industri sebagai manajer dan kemudian direktur eksekutif di tannery and leather garment factory di Group Uprindo Teknosa dan Group Mercu Buana. Sejak tahun 1994, Siswanda menekuni dunia konsultan melalui PT. Tesaputra Adiguna dan telah memberikan advis-advisnya antara lain untuk Perum Otorita Jatiluhur, Perum Kereta Api, PT Pos Indonesia dan PT Telkom di bidang-bidang procurement, logistik, pemberlakukan sistem merit untuk pembangunan SDM, dan pengembangan sistem informasi/ICT. Selain memberikan asistensi untuk BUMN, Siswanda juga aktif memberikan masukan bagi Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk penataan kebijakan dan peningkatan kapasitas Koperasi dan UKM untuk diimplementasikan di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Dalam memajukan kerjasama antar daerah dan komunitas, sejak 1999 Siswanda aktif sebagai Ketua Yayasan Persaudaraan Aceh-Jawa Barat dengan program-program pengembangan dana bergulir untuk usaha mikro, teknologi tepat guna untuk energi alternatif disamping kegiatan pertukaran budaya. Sementara untuk perhatiaannya di bidang pendidikan diwujudkan menjadi salah satu pendiri dan mantan ketua Yayasan “Rahmatan Lil Alamin” yang merupakan penyelenggara Islamic Fullday School di kota Bandung sejak 1996.
Pada tahun 2001-2003, Siswanda berkesempatan melanjutkan studi untuk Master of Public Management di Flinders Institute of Public Policy and Management (FIPPM) Australia. Setelah menyelesaikan studinya, sambil menunggu isterinya menyelesaikan studi PhD, Siswanda sempat mendapatkan pengalaman selama 2 (dua) tahun bekerja di Australia. Pada saat studi di Australia, Siswanda juga aktif dalam berbagai kegiatan promosi budaya dan investasi Indonesia dan pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) of South Australia.
Selain terus mengembangkan diri sebagai profesional, sekembali dari Australia (2005) Siswanda ikut bergabung kembali di Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Pusat sebagai anggota Majelis Pakar. Dalam kesehariannya, yang bersangkutan aktif mendorong adanya reformasi tata pemerintahan melalui Bandung Trust Advisory Group (B-Trust), yang didirikannya pada tahun 2001. Melalui B-Trust, Siswanda aktif mendorong reformasi sistem perizinan, reformasi pengadaan barang dan jasa publik, penerapan regulatory impact assessment, serta perubahan kebijakan lain dalam rangka menciptakan iklim usaha yang sehat selain terlibat dalam pendampingan pada berbagai pemerintah daerah diantaranya Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bogor. Melalui kegiatan konsorsium konsultannya, Siswanda saat ini menjadi advisor dari kegiatan pengembangan kapasitas pemerintah daerah di Kabupaten Wonogiri, Kota Bau-Bau, Kabupaten Buton, dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Untuk menuangkan minatnya, Siswanda telah menulis berbagai paper berbahasa Inggris dengan tema-tema pengembangan sumber daya manusia, evaluasi dan manajemen proyek, manajemen sektor publik, privatisasi, partnership, dan tata pemerintahan.
Siswanda beristerikan Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP, PhD (Planologi ITB, National University of Singapore dan Flinders University), dan memiliki 4 orang anak: Amirah Kaca (Mahasiswi Teknik Industri ITB), Amanda Kistilensa (SMAN 1 Bandung), Asanilta Fahda (SMPN 12 Bandung), dan Nahla Tetri Mulya (SDN Banjarsari).
Siswanda bisa dikontak di alamat email siswanda2009@gmail.com atau ke 99@siswanda.com
Kontak Siswanda
Jl. Bojongsoang Raya No. 104
Kec. Bojongsoang
Kab. Bandung 40288
Tel/Fax. 022 87520699
SMS: 022 76881199 / 022 76882299
Situs: www.siswanda.com
Note: Saya sangat gembira dan senang untuk membaca setiap respon di blog saya ini, dan saya akan berusaha untuk membalasnya